My Diary.
to Share my Life Events

10 KIAT PERSONAL BRANDING LEWAT BLOGGING


Related image
  1. Internet dengan WWW jadi garda depannya, membuat dunia ini makin datar. Opini ini dikatakan oleh Thomas L. Friedman dalam buku best seller-nya The World is Flat. Butuh dicatat jika jumlahnya pemakai Internet dunia tembus ke angka 1,3 miliar. Menurut InternetWorldStats.Com, Indonesia mencatat diri pada posisi no 14 dunia, menaklukkan spanyol serta beberapa negara maju yang lain dengan jumlahnya pemakai Internet. Rumor jika jumlahnya pemakai Internet di Indonesia ialah kecil serta tak perlu dipikir ialah konspirasi tingkat tinggi untuk menghindari warga dari kemampuan serta magic bernama Internet. 
  2. Mesin perayap ialah kultur baru penelusuran pada warga dunia ini. Masa yellow pages, papan pengumuman, info di media massa serta bahkan juga nomer ajaib 108, telah makin tergerus oleh Internet. Penelusuran di Internet melebar mengarah penelusuran pekerjaan, nara sumber, pembicara, dosen, travel agent , toko, gedung perkantoran, alamat serta no telephone satu orang, dll. Kultur berikut yang saya pakai dalam saat putuskan coba jalan jasa personal branding melalui blogging agar dapat memberi dukungan karier serta pekerjaan saya. Jalan berikut yang diincar oleh Boeing serta Sun Microsystem, yang coba memakai mode corporate blogging, dengan minta Randy Baseler serta Jonathan untuk pimpin blogging culture di perusahaan mereka. 
  3. Datarnya dunia mengubah dapat dikerjakan oleh individu atau barisan kecil, di mana saja ada. Dunia berubah serta berlangsung pergantian tren beberapa perintis serta perubah (agent of change), yang tidak dari negara besar, tidak dari perusahaan besar dan tidak dari kampus besar. Permasalahan ini diulas selesai oleh Friedman lewat teori versus globalisasi yang mulai 1990 masuk ke versus tiga. Majalah Time, walau dengan redaksi yang berlainan, mengulas rumor ini melalui pro-kontra Time’s Person of the Year tahun 2006, yang pilih You (Kamu). Ya, kamu yang lakukan knowledge share di Internet, konsumer serta produser user generated konten. Produk serta kreativitas di dunia maya yang mengubah bukan sekedar di dunia maya sendiri, bahkan juga di dunia riil, seringkali saya ucap dengan kreativitas maya. 
  4. Tren SDM dunia ke arah versatilist, yakni spesialis yang mempunyai potensi menerangkan produk serta keunggulan yang dipunyai pada orang secara baik. Beberapa spesialis yang versatilist ialah orang yang dapat menyamakan potensi verbal serta catat, dan menyatukan keunggulan defacto serta dejure. Blogging ialah exercise yang baik dalam membuat keunggulan catat, dan titik awal temukan keunggulan defacto buat yang serius menjalaninya. 
Kejadian di atas makin memberikan keyakinan kita jika blogging serta meningkatkan kreativitas maya ialah media serta jalan ke arah pergantian. Blogging ialah alat untuk share, branding, business serta marketing yang murah, efisien serta efektif.

Melalui blog-lah saya sebarkan semua CV serta portfolio saya. Serta melalui tulisan di bloglah, saya mainkan persepsi orang agar meyakini jika saya dapat serta patut kerjakan satu pekerjaan. Saya bahkan juga belum pernah melamar pekerjaan, melamar jadi dosen dalam satu kampus, jadi nara sumber, jadi pengisi seminar atau bahkan juga mengincar tender dengan agresif. Pokoknya, saya belum pernah serta tidak mau dengan kasar serta agresif mengincar karier, terhitung pekerjaan, jabatan, harta, serta tahta. Saya cukup lakukan personal branding melalui website serta membuat kreativitas maya seperti IlmuKomputer.Com. Serta saya biarlah semuanya mengincar saya … Wahai beberapa pedjoeangku, berikut jalan cinta beberapa legenda itu .. ehm ehm 🙂

Beberapa strategi yang saya kerjakan sampai kini dalam kegiatan ngeblog alias blogging, terutamanya terkait dengan personal branding ialah seperti berikut:
  1. Siapkan Profil, Portfolio serta CV Komplet. Info komplet harus kita beri melalui website kita hingga orang makin gampang temukan kita. Yang penting kita sediakan ialah profil komplet, penghargaan yang kita terima, portfolio serta pengalaman kerja kita, sertifikasi yang kita punya, daftar publikasi paper, serta langkah mengkontak kita (alamat, telephone, e-mail, ym, dll). Percayalah jika asal positioning yang kita bentuk positif, serta semua tulisan kita sediakan dengan ikhlash untuk kebaikan warga, Insya Allah tidak ada yang salah gunakan data kita untuk lakukan kejahatan. 
  2. Pusatkan Topik Tulisan ke Core Competency yang Kita Punya. Putuskan serta pilih bagian garapan alias core competency yang kita kehendaki dalam karier. Pusatkan topik tulisan cuma di seputar core competency kita itu. Jika yang kita incar terdapat beberapa, buat dalam beberapa kelompok yang memudahkan pembaca mengerti positioning kita. Positioning kita umumnya kita catat serta subtitle pada website. Misalnya, saya memakai kalimat: Learning, Researching, Entrepreneuring, Teaching, Motivating and Inspiring People. Sedang konsentrasi core competency yang saya kejar ialah bagian: Software Engineering, eLearning, Entrepreneurship, Kemahasiswaan, Research Methodology, Open Movement serta Knowledge Management. Walau terlihat banyak, tetapi sebetulnya kesemuanya itu masih juga dalam satu ikatan pemkajian yang sama-sama terkait. Upayakan kita mempunyai success story pada setiap core competency yang kita kejar. Success story dapat berbentuk produk, services, experience atau hasil riset. Sucess story membuat materi serta beberapa hal yang kita sediakan lebih berarti serta berkarakter, dan tidak garing ditambah lagi hampa 🙂 
  3. Catat Sesuai Sasaran Pembaca serta Pakai Bahasa “Manusia”. Saat sasaran pembaca saya ialah mahasiswa, karena itu saya harus menyediakan tulisan dalam bahasa mereka. Bahasa pergaulan, syair lagu anak muda serta pernyataan mereka, terkadang harus saya pakai, agar saya dapat membuat kohesi alias rekatan dengan mereka. Memakai bahasa paper yang jaim, jayus serta jablai akan membuat sasaran kita lari, saat baru satu paragraf membaca tulisan kita. Jadi, silahkan kita pakai bahasa “manusia” yang benar dan baik 🙂 Tetapi jangan terjerat ke perubahan ciri-ciri atau positioning, upayakan tulisan kita masih sesuai ciri-ciri serta positioning kita. Saat ciri-ciri serta positioning saya mengarah ilmiah, saya akan menyediakan topik contohnya mengenai cinta dengan masih dalam koridor ilmiah, valid serta rasional, walau masih kelihatan sentuhan hatinya 🙂 
  4. Incar Kata kunci (keyword) yang Kita Kejar di Mesin Pelacak. Mesin perayap ialah kultur baru penelusuran, ini ide penting yang perlu kita pegang. Saya mengincar beberapa kata kunci (keyword) alias keyword yang sesuai core competency saya. Bagaimana triknya? Dengan beberapa menulis mengenai satu kata kunci (keyword), sebetulnya kita telah membuat “banjir” kata kunci (keyword) di mesin perayap. Saya meluluskan orang untuk mengulas atau menempatkan tulisan saya pada situs atau website mereka, asal masih memberi link ke URL kita. Itu sebetulnya menolong tingkatkan back-link ke website kita. Saya berupaya mengincar kata kunci (keyword): software engineering, elearning, entrepreneurship, agar banyak muncul di tiap penelusuran yang dikerjakan oleh orang. Saat artikel kita betebaran di beberapa situs, karena itu sebetulnya kita telah membuat pusing dunia riil dengan dunia maya 🙂 Saat beberapa orang memakai Search Engine Optimization (SEO) untuk cari uang di Internet, saya manfaatkan SEO dalam tingkatkan karier serta membuat lompatan dalam pekerjaan saya. 
  5. Utamakan Tulisan ke Topik Bagian Kita yang Sedang Booming. Saat topik UU ITE serta Pornografi jadi booming, karena itu saya mulai pusatkan tulisan ke topik pemkajian UU ITE serta Pornografi di Internet. Dengan keinginan jika imbas melesatnya penelusuran di topik itu akan ke arah website kita. Dapat dibuktikan jika selanjutnya banyak TV, radio, serta media massa jadikan saya nara sumber. Mengapa kok dapat demikian? Ya sebab kultur penelusuran produser serta wartawan ke Internet, jadi mereka cari nara sumber dari Internet, serta saat itu mereka pada akhirnya temukan tulisan-tulisan saya. Butuh dicatat jika marketing serta branding ialah kegiatan meningkatkan persepsi faksi lain. Karena itu tulisan-tulisan saya ialah argumentasi riil, yang membuat saya dipersepsikan pahami secara baik mengenai bagian yang saya ulas itu. 
  6. Bangun Komune serta Network Melalui Beberapa Service Social Network. Beberapa orang menertawai saya saat saya bermain di Friendster serta Facebook :). Walau sebenarnya kedua-duanya ialah trend service yang disukai anak muda, pelajar serta mahasiswa kita. Ingat jika sejumlah besar pengakses Internet di Indonesia ialah pelajar serta mahasiswa. Pemilik akun Friendster dari Indonesia beritanya menempati rangking tiga sedunia. Saya ingin membuat beberapa pembaca yang saya incar dapat temukan saya baik disengaja ataukah tidak, dari mesin perayap atau pada tiap service situs yang mereka akses. Saya tidak ingin kehilangan mereka, sebab tulisan-tulisan di website saya beberapa saya bidik buat mereka. Terhitung saya tidak melarang fans berat saya yang membikinkan komunitas bernama Romi Satria Wahono Fans Klub 🙂 
  7. Pakai Taktik Paternalistik Positif serta Heroic Leadership. Warga kita ialah warga paternalistik. Itu yang membuat perang Pangeran Diponegoro usai tahun 1830, mengapa? walau sebenarnya masih ada beberapa ribu pasukan yang siap berperang menantang Belanda. Faktanya cuma satu, sebab Pangeran Diponegoro tertangkap 🙂 Karakter warga yang paternalistik sebetulnya tidak jadi masalah kita pakai, asal kita pakai untuk hal yang positif. Saya ingin memengaruhi pembaca saya dengan beberapa mode influence tactic style paternalistik atau heroic leadership. Salam perdjoeangan dengan ejaan kata ala DJ serta OE tetap saya dengungkan, agar semua mengerti jika saya sedang ajak semua pembaca saya tidak untuk malas, lesu atau kehilangan motivasi. Mereka akan ikut berdjoeang jika saya berdjoeang, serta semua akan ikhlash kurangi tidur jika saya kurangi tidur saya. Itu paternalistik positif dan itu heroic leadership 🙂 
  8. Memperbanyak Tulisan dengan Kata kunci (keyword) Sasaran Karier. Saya bangun tulisan ke beberapa kata kunci (keyword) pekerjaan serta karier yang saya incar. Saya mengincar kata kunci (keyword) contohnya, juri software, juri multimedia evaluasi, dosen software engineering, ahli software engineering, konsultan software engineering, ahli elearning, konsultan elearning, dll. Makin banyak saya membuat tulisan mengenai tema-tema itu, makin banyak kesempatan website saya akan dikunjungi oleh pengunjung berdasarkan hasil penelusuran pada mesin perayap yang mereka kerjakan. Saya pada akhirnya disuruh jadi dosen di beberapa tempat, jadi juri di banyak persaingan serta lomba yang diselenggarakan beberapa lembaga di Indonesia, serta memperoleh peluang kerjakan serta pimpin beberapa proyek di bagian yang saya tekuni. Satu kali lagi ingat ide penting, beberapa legenda belum pernah memburu harta, jabatan, tahta ditambah lagi wanita (halah) 🙂 Jadilah legenda yang banyak berkarya yang berguna untuk warga, serta tunggu semuanya hadir padamu 🙂 
  9. Memperbanyak Topik Mengenai Produk Kita. Saat telah mempunyai produk atau service yang siap di jual, contohnya saya punyai produk elearning konten serta sistem yang siap saya menawarkan, saya memperbanyak tulisan dengan topik mengenai service itu. Ini bukanlah bermakna jika saya harus menulis mengenai produk tersebut, tetapi bisa jadi saya catat bagaimana saya membuat produk itu, metodologi apa yang saya pakai, bagaimana success story saat implementasi, taktik implementasi, dll. 
  10. Buat Kerja sama dengan Majalah atau Koran. Saat tulisan kita telah makin masak, saya meyakini bisa banyak majalah serta koran bikin yang ajak kerja sama untuk mempublish tulisan kita melalui majalah atau koran mereka. Ada banyak majalah yang sekarang teratur ambil tulisan saya. Hingga pekerjaan saya cuma menulis di website, serta mereka hadir untuk ambil tulisan yang sesuai sasaran pembaca dari majalah serta koran itu. Penawaran dari beberapa penerbit hadir untuk mencatatkan tulisan-tulisan saya yang berada di website ini. Strategi ke-10 ini saya fikir langkah awal yang penting untuk menghantarkan kita jadi professional blogger, dimana kita dapat hidup dari tulisan-tulisan serta karya-karya kita.
Unknown Unknown Author