Strategi Meraih Simpati Massa
01.32Dalam Pemilu 2014 akan datang, kelihatannya persaingan antar parpol (partai politik) serta caleg (calon legislatif) akan makin panas serta ketat untuk memperebutkan kembali suara rakyat. Partai politik atau calon legislatif harus juga kerja keras membujuk keyakinan rakyat ditengah-tengah cenderung apatisme politik serta golput. Lebih jika ada beberapa produk bersaing berbentuk ide, program solutif serta ide unik yang ditawarkan oleh rival-rival partai politik atau calon legislatif yang lain. Karena itu diperlukan taktik pemasaran yang unik supaya partai politik tidak cemas akan dibiarkan warga pemilih.
Adanya satu taktik yang baik, diinginkan proses pemasaran (kampanye) tidak monoton dengan satu style marketing saja. Karenanya, butuh usaha demikian rupa supaya warga tidak jemu dengan gaya-gaya jualan partai politik waktu jasa kampanye online kelak. Karena itu, jangan remehkan taktik pemasaran.
Di masa lama, diketahui arti marketing 1.0 (baca one poin o) yakni produk jadi raja. Satu diantara ciri dari masa ini ialah berlangsungnya komunikasi cuma satu arah. Customer tidak dikasih ruangan untuk komentar atau memberikan respon. Serta taktik pemasaran dikerjakan lewat cara seperti membagi-bagi brosur pada siapa saja di mana saja, memandang customer itu sama atau rata-rata sama, serta tergantung pada iklan hingga ongkos iklan tinggi sekali, dan berupaya memberi kepuasan konsumen setia.
Tetapi, di masa tehnologi komunikasi sebetulnya beberapa ada yang telah berubah salah satunya: pertama, pasar sekarang telah mulai jemu dengan banjirnya brosur, iklan dimana saja. Ke-2, masa internet sudah mengubah tingkah laku pasar jadi horizontal, yang dahulu benar-benar yakin dengan brosur, saat ini di masa tehnologi mereka perlu “komentar” orang yang memakai produk, serta aduan akan satu produk. Atau diketahui dengan arti marketing 2.0 (baca two poin o) yakni mengenai customer jadi raja. Satu diantara ciri dari masa ini ialah berlangsungnya komunikasi dua arah, customer dikasih ruangan untuk memberi komentar/ respon pada produk. Di waktu ini, service pada customer lebih ditegaskan. Kenikmatan serta kesetiaan customer ialah titik kulminasi paling tinggi yang ingin diraih semua produsen.
Taktik membujuk
Lihat ini, karena itu banyak hal yang butuh dilihat oleh partai politik/calon legislatif jika pergerakan banjir brosur, iklan, baliho, serta banner itu menyebabkan pergantian persepsi di warga (jemu serta jemu). Belum juga terdapatnya penetapan zone steril atribut partai politik oleh Pemerintah Wilayah seperti di Kota Tangsel lewat Surat Ketetapan (SK) Walikota Tangsel yang memutuskan ruas jalan yang tidak bisa dipasang alat peraga kampanye pemilu legislatif Kota Tangsel di 18 tempat tahun 2014. Hingga cenderung sekarang yang dapat dipelajari salah satunya:
Pertama, jangan tetap berpikir permasalahan dalam rasio yang besar sekali atau bahkan juga semua. Coba buat kantong-kantong suara yang sampai kini belum disentuh oleh partai politik/calon legislatif seperti perumahan-perumahan menengah/elit. Menurut Iman Perwira Bachsan, Ketua KPU Kota Tangsel dalam satu diskusi menjelaskan tingkat keterlibatan masyarakat perumahan dalam pemilu legislatif (pileg) benar-benar rendah tidaklah sampai 20 %.
Fakta kenapa masyarakat perumahan tidak pilih, mungkin saja sebab tidak terjebak (apatis) serta tidak paham partai politik/ calon legislatif mana yang akan mereka pilih. Sering kita apatis sebab tidak paham apa faedahnya. Kita memandang itu tindakan yang percuma, oleh karena itu kita pilih jadi apatis. Untuk orang semacam ini, kita perlu mendidik mereka serta berbicara saja. Serta untuk fakta ke-2 timses atau kader partai dapat lakukan word of mouth untuk memberikan imej yang baik pada warga mengenai partai politik/ calon legislatif yang diusung.
Daripada mengerjakan kampung – kampung yang telah dikerjakan oleh partai politik/calon legislatif lain. Lebih baik mengerjakan kekuatan suara di perumahan-perumahan yang memang perlu sekali publikasi produk kampanye partai politik/ calon legislatif. Hal ini jadi usaha untuk kurangi angka golput, sisi dari pekerjaan partai politik untuk tingkatkan keterlibatan politik serta memberi pendidikan politik yang benar pada warga.
Ke-2, sebab terdapatnya banjir brosur, banner serta baliho, selekasnya keluar dari biasanya. Integritas sumber iklan jadi penting sekarang. Siapa yang menjelaskan partai politik/ calon legislatif ini anti korupsi, program solutif serta pro rakyat? Bu RT, Bu lurah, rekan, artis iklan, tokoh warga, tokoh komune, ahli, pengamat? Libatkanlah integritas sumber iklan Kamu.
Ke-3, jumlahnya brosur yang menjelaskan produk mereka hebat serta jadikan citra produk – produk jadi kabur. Kadang kita masih temukan content tools publikasi partai politik/ calon legislatif seperti pamflet atau brosur dibikin satu paket tanpa ada memerhatikan fragmen yang akan mereka incar. Walau sebenarnya, brosur publikasi untuk golongan orangtua serta anak muda itu dibikin berlainan. Contoh, untuk golongan orangtua gunakanlah huruf dikit besar, pesan yang diatur jangan massal, gambar serta testimoni diperbanyak, jangan pakai tinta warna warni yang menonjol, pakai bahasa yang benar-benar santun. Ini pasti berlainan dengan fragmen anak muda.
Maksimalkan Internet Marketing
Memaksimalkan usaha serta taktik pemasaran adalah unsur paling besar yang akan memengaruhi keberhasilan dalam kampanye. Kita jangan cuma terpaku serta merasakan senang dengan taktik pemasaran lewat tools marketing seperti brosur, stiker, pamflet, banner, baliho saja. Sekarang marketing sudah berkembang bersamaan dengan perubahan tehnologi. Kegiatan marketing jadi lebih luas adanya internet. Pemakaian internet serta sarana yang ada di internet untuk beraktivitas marketing diketahui jadi e-marketing (Kleindl serta Burrow, 2005).
Serta keuntungan yang bisa diberi adanya pemakaian E-marketing ini menurut Jamal (1996:18) yakni: dapat mencapai beberapa customer pada suatu lingkungan yang belum dipenuhi dengan kompetitor, serta sasaran ialah customer yang sudah terdiri ke barisan serta meningkatkan dialog berkepanjangan.
Bahkan juga, perubahan internet memang makin bertambah ditambah lagi timbulnya tehnologi situs 2.0. Tehnologi yang sukses merubah pola internet dari yang sebelumnya demikian ‘angkuh’, sebab statis, pasif serta satu arah, jadi demikian cool, fun serta interaktif. Contoh situs 2.0 ialah website, Facebook, twitter, YouTube, serta web yang menyiapkan kotak komentar dan lain-lain. Ke depan diperkirakan lebih bertambah searah dengan makin gampang serta murahnya koneksi internet. Dan makin banyak serta murahnya gadget yang bisa menolong terhubung internet. Ditambah lagi gampangnya koneksi internet di beberapa tempat publik sebab suport wifi gratis.
Kenapa partai politik/ calon legislatif harus memaksimalkan internet marketing? Sebab bertambahnya jumlahnya pemakai internet serta mobile situs. Menurut Direktur Jenderal Sumber Daya Piranti Pos serta Informatika (SDPP) Kementerian Komunikasi serta Informatika Budi Setiawan mencatat sekitar 44,6 juta pemakai Facebook serta sekitar 19,5 juta pemakai Twitter di Indonesia. Serta Di antara memberikan laporan, semenjak data paling akhir pada Desember 2011, tertera jumlahnya pemakai internet di Indonesia sampai 55 juta orang.
Ini pasti dapat digunakan kader partai atau timses jadi sasaran customer dengan jadikan mereka jadi fans atau follow di media sosial. Selanjutnya mereka dapat berhubungan serta mensosialisasikan program favorit, inspirasi serta ide kreatif partai politik/ calon legislatif yang diusungnya. Diluar itu, kader partai politik atau timses dapat lebih konsentrasi dalam mengincar sasaran prospek. Hingga sepanjang hubungan mereka dapat menyaring account – account mana yang punya potensi terima serta bersedia memberikan suaranya pada pemilu kelak.